17 BIJAK JAWA RELEVAN DG INTERAKSI SOSIAL KEHIDUPAN KITA
Jawa adalah pulau di Indonesia dan merupakan pulau terluas ke-13 di dunia. Dengan jumlah penduduk sekitar 150 juta, pulau ini pulau berpenduduk terbanyak di dunia dan merupakan salah satu tempat terpadat. Meskipun hanya menempati urutan terluas ke-5, Pulau Jawa dihuni oleh 60% penduduk Indonesia.
Dalam kehidupan masyarakat Jawa, secara bahasa, banyak ditemukan berbagai istilah dalam interaksi sosial masyarakatnya. Berikut adalah 17 istilah bijak jawa beserta terjemahan maknanya:
- "Aja ngrusak pager ayu": memiliki makna yg ditujukan pd lelaki, utk tdk boleh menganggu istri atau rumah tangga orang, bukan lelaki Jawa jika tidak bisa memegang budi pekerti dg merusak rumah tangga orang.
- "Aja dumeh - eling lan waspada": memiliki makna suatu keadaan kejiwaan yg mendorong seseorang untuk bersikap serta berbuat sesuatu selagi atau mumpung sedang berkuasa, sedangkan eling lan waspada artinya dalam segala perbuatan dan tindakan harus selalu ingat dan waspada demi keselamatan.
- "Ana Rega Ana Rupa": memiliki makna harga barang itu mengikuti kualitasnya.
- "Aruh, Gupuh, Rengkuh, Lungguh, and Suguh": memiliki makna membangun silaturahmi dg diawali dr menyapa, menyikapi dg sigap, merangkul, dipersilakan duduk, dan di jamu dg baik utk tamu" kita.
- "Ayo ngulon": bagi yang muslim (beragama Islam) mempunyai maksud utk mengajak sholat, umrah, ibadah, atau ritual" lainnya.
- "Aja Gumunan, Aja Kagetan, dan Aja Dumeh": memiliki makna jangan terkagum-kagum dg hasil kerja org lain pdhl kita hanya jd penonton. Harus mawas diri (adaptasi) thd perubahan sekeliling dan lingkungan kita. Jangan mentang-mentang / sombong ttp selalu melakukan instropeksi diri thd lingkungan, sesama manusia, dan kpd Sang Pencipta.
- "Gusti mboten sare": memiliki makna Tuhan tidak mungkin tidur atau Tuhan tak pernah tinggal diam. Ketika umat-Nya berjuang mati-matian, Dia akan memberikan kesejukan dengan jalan tak terduga.
- "Ing ngarsa sung tuladha - ing madya mangun karsa - tut wuri handayani": memiliki makna yg didepan (pemimpin) memberi teladan, yg ditengah (senior) memberi semangat, dan yg dibelakang (junior) memberi dorongan / daya kekuatan.
- "Kebo nyusu gudel": memiliki makna kerbau menyusu pd anak kerbau, utk menggambarkan dlm belajar atau mencari ilmu seseorang yang lebih tua atau orangtua pun harus mau belajar atau kepada orang lebih muda atau anaknya.
- "Kutuk marani sunduk - Ula marani gepuk": memiliki makna seseorang yang secara tidak sengaja mendatangi orang yang akan mencelakai atau membahayakannya.
- "Lamun sira sekti aja mateni. Lamun sira banter aja ndhisiki. Lamun sira pinter aja minteri": memiliki makna meskipun kamu sakti jangan suka menjatuhkan. Meskipun kamu cepat jangan suka mendahului. Meskipun kamu pintar jangan sok pintar atau (membodohi).
- "Memayu hayuning bawana": memiliki makna ikut berperan dlm menjaga, memperindah, dan menyelamatkan dunia.
- "Mulat Sarira Hangrasa Wani, Rumangsa Melu Handarbeni, Wajib Melu Angrungkebi": memiliki makna berani mawas diri, merasa ikut memiliki, wajib ikut menjaga.
- "Prasetya Ulah Sakti Bhakti Praja": memiliki makna berjanji akan bekerja keras membangun bangsa dan negara.
- "Rukun agawe santosa, crah agawe bubrah": memiliki makna rukun membuat sentosa atau kokoh, bertengkar membuat rusak atau menimbulkan kehancuran.
- "Jer Basuki Mawa Bea": memiliki makna setiap keberhasilan memerlukan pengorbanan.
- "Wani ngalah dhuwur wekasane": memiliki makna berani mengalah tetapi mendapatkan kemenangan akhir (akhirat).
Demikian kupasan istilah-istilah populer bahasa orang Jawa. Semoga sedikit dokumentasi ini bisa menambah wawasan dan menjadi hal positf utk bisa dilestarikan pd masa mendatang.
0 komentar:
Posting Komentar