Perempuan milenial dan problematikanya

Maka apabila engkau telah selesai (dari suatu urusan), tetaplah bekerja keras untuk (urusan yang lain), dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap.

Masih dalam proses konstruksi

Ojo Cedak Kebo Gupak.

Kamis, 23 September 2021

17 BIJAK JAWA RELEVAN DG INTERAKSI SOSIAL KEHIDUPAN KITA

17 BIJAK JAWA RELEVAN DG INTERAKSI SOSIAL KEHIDUPAN KITA

Jawa adalah pulau di Indonesia dan merupakan pulau terluas ke-13 di dunia. Dengan jumlah penduduk sekitar 150 juta, pulau ini pulau berpenduduk terbanyak di dunia dan merupakan salah satu tempat terpadat. Meskipun hanya menempati urutan terluas ke-5, Pulau Jawa dihuni oleh 60% penduduk Indonesia.

Dalam kehidupan masyarakat Jawa, secara bahasa, banyak ditemukan berbagai istilah dalam interaksi sosial masyarakatnya. Berikut adalah 17 istilah bijak jawa beserta terjemahan maknanya:

  1. "Aja ngrusak pager ayu": memiliki makna yg ditujukan pd lelaki, utk tdk boleh menganggu istri atau rumah tangga orang, bukan lelaki Jawa jika tidak bisa memegang budi pekerti dg merusak rumah tangga orang.
  2. "Aja dumeh - eling lan waspada": memiliki makna suatu keadaan kejiwaan yg mendorong seseorang untuk bersikap serta berbuat sesuatu selagi atau mumpung sedang berkuasa, sedangkan eling lan waspada artinya dalam segala perbuatan dan tindakan harus selalu ingat dan waspada demi keselamatan.
  3. "Ana Rega Ana Rupa": memiliki makna harga barang itu mengikuti kualitasnya.
  4. "Aruh, Gupuh, Rengkuh, Lungguh, and Suguh": memiliki makna membangun silaturahmi dg diawali dr menyapa, menyikapi dg sigap, merangkul, dipersilakan duduk, dan di jamu dg baik utk tamu" kita.
  5. "Ayo ngulon": bagi yang muslim (beragama Islam) mempunyai maksud utk mengajak sholat, umrah, ibadah, atau ritual" lainnya.
  6. "Aja Gumunan, Aja Kagetan, dan Aja Dumeh": memiliki makna jangan terkagum-kagum dg hasil kerja org lain pdhl kita hanya jd penonton. Harus mawas diri (adaptasi) thd perubahan sekeliling dan lingkungan kita. Jangan mentang-mentang / sombong ttp selalu melakukan instropeksi diri thd lingkungan, sesama manusia, dan kpd Sang Pencipta.
  7. "Gusti mboten sare": memiliki makna Tuhan tidak mungkin tidur atau Tuhan tak pernah tinggal diam. Ketika umat-Nya berjuang mati-matian, Dia akan memberikan kesejukan dengan jalan tak terduga.
  8. "Ing ngarsa sung tuladha - ing madya mangun karsa - tut wuri handayani": memiliki makna yg didepan (pemimpin) memberi teladan, yg ditengah (senior) memberi semangat, dan yg dibelakang (junior) memberi dorongan / daya kekuatan.
  9. "Kebo nyusu gudel": memiliki makna kerbau menyusu pd anak kerbau, utk menggambarkan dlm belajar atau mencari ilmu seseorang yang lebih tua atau orangtua pun harus mau belajar atau kepada orang lebih muda atau anaknya.
  10. "Kutuk marani sunduk - Ula marani gepuk": memiliki makna seseorang yang secara tidak sengaja mendatangi orang yang akan mencelakai atau membahayakannya.
  11. "Lamun sira sekti aja mateni. Lamun sira banter aja ndhisiki. Lamun sira pinter aja minteri": memiliki makna meskipun kamu sakti jangan suka menjatuhkan. Meskipun kamu cepat jangan suka mendahului. Meskipun kamu pintar jangan sok pintar atau (membodohi).
  12. "Memayu hayuning bawana": memiliki makna ikut berperan dlm menjaga, memperindah, dan menyelamatkan dunia.
  13. "Mulat Sarira Hangrasa Wani, Rumangsa Melu Handarbeni, Wajib Melu Angrungkebi": memiliki makna berani mawas diri, merasa ikut memiliki, wajib ikut menjaga.
  14. "Prasetya Ulah Sakti Bhakti Praja": memiliki makna berjanji akan bekerja keras membangun bangsa dan negara.
  15. "Rukun agawe santosa, crah agawe bubrah": memiliki makna rukun membuat sentosa atau kokoh, bertengkar membuat rusak atau menimbulkan kehancuran.
  16. "Jer Basuki Mawa Bea": memiliki makna setiap keberhasilan memerlukan pengorbanan.
  17. "Wani ngalah dhuwur wekasane": memiliki makna berani mengalah tetapi mendapatkan kemenangan akhir (akhirat).
Demikian kupasan istilah-istilah populer bahasa orang Jawa. Semoga sedikit dokumentasi ini bisa menambah wawasan dan menjadi hal positf utk bisa dilestarikan pd masa mendatang.

Minggu, 05 September 2021

2 LANGKAH KONFIRMASI PRESENSI SINAGA ASN JATENG

Pendidikan Menengah (DIKMEN) melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan menerapkan presensi online berbasis sidik jari (fingerprint) atau kode semenjak kewenangan beralih dr Pemkab/Pemkot ke Pemprov Jawa Tengah.

Sejak Presiden RI menetapkan Bencana Nonalam Penyebaran Covid-19 sebagai Bencana Nasional pd tgl 14 Maret 2020, menimbulkan konsekuensi  pd sistem presensi.

Menyikapi pandemi tsb, Pemprov melalui BKD Jateng mengalihkan dr presensi online berbasis sidik jari menjadi presensi berbasis lokasi dg telepon seluler. Dalam hal ini bertujuan utk meminimalisir sentuhan fisik pd alat presensi utk menekan laju penyebaran Covid-19.

Dalam implementasinya ada beberapa problem terkait penerapan presensi berbasis lokasi dg ponsel. Salah satunya adalah ASN sudah merasa melaksanakan presensi & sesuai kriteria yg ditetapkan, serta mendapatkan notifikasi seperti gambar berikut:


Gambar 1. Tangkapan layar notifikasi waktu presensi SINAGA.

Tetapi ketika dicek beberapa waktu sesudahnya atau saat rekapitulasi bulanan, ternyata rekaman presensi tidak tersimpan sesuai harapan. Sehingga dampaknya menjadi Kekurangan Waktu Kerja (KWK)  yg menimbulkan berbagai konsekuensi logis setelahnya.


Gambar 2. Tangkapan layar rekaman waktu dan status presensi.

Dari 2 gambar tangkapan layar diatas, penulis menganalisis minimal ada 2 langkah konfirmasi dlm presensi berbasis lokasi dg ponsel (SINAGA), yakni:
1. Mendapatkan notifikasi waktu presensi;
2. Cek langsung hasil rekaman via aplikasi setelah pelaksanana presensi (dlm sistem minimal setelah 1 menit), ini berguna utk memastikan data rekaman presensi sudah tersimpan di server atau minimal sementara sudah tersimpan di memori ponsel kita.

Yang menjadi tanda tanya, mengapa sudah melaksanakan tahap 1 (gambar 1), tetapi hasil yg diharapkan tidak tersimpan atau tampil keterangan lain seperti pd tahap 2 (gambar 2) ? Analisis penulis kemungkinan minimal ada 3 faktor berikut:
1. Terkait sinyal seluler, kemungkinan pd saat peralihan tahap 1 ke tahap 2 ada gangguan sinyal;
2. Terkait paket data, kemungkinan pd saat peralihan dr tahap 1 ke tahap 2 ada problem pd paket data; 
3. Dari sisi server atau sistem, ada kemungkinan transmisi data dr ponsel (mekanisme penyimpanan temporary data) ada permasalahan atau ketidaksempurnaan sistem (bug), secanggih atau semahal alat buatan manusia pasti ada kelemahan, oleh krn itu ASN perlu adaptif atau "nyrateni" hal tsb dg cara patuh dan konsisten menerapkan 2 langkah konfirmasi presensi, shg dlm pelaksanaan presensi pagi harus mengatur sedikit longgar sebelum masuk batas akhir presensi pagi, utk mengantisipasi problem diatas. 

Kesimpulan:
Presensi SINAGA scr tanggung jawab mutlak merupakan kewajiban individu ASN Jateng. Tetapi dlm praktik dilapangan merupakan kerja kolaboratif. 2 (dua) langkah atau kiat yg "wajib" dilakukan pd proses presensi adl: 1. mendapatkan notifikasi waktu presensi; 2. wajib mengecek hasil rekaman presensi pasca notifikasi setelah 1 menit presensi.

Demikian semoga menjadi tindakan korektif bagi kita semua. Terima kasih.
 

Referensi:

https://setkab.go.id/presiden-tetapkan-bencana-nonalam-penyebaran-covid-19-sebagai-bencana-nasional/

http://presensi.bkd.jatengprov.go.id/

https://jatengprov.go.id/beritadaerah/new-normal-pemkot-gunakan-faceprint-untuk-presensi-pegawai/